Cerpen


A. Sinopsis

Teman Chatting

 

Lala seorang yang senang chatting. Ia ditinggal orang tuanya ke Australia. Suatu hari ada yang menyapanya  saat chatting. Lama kelamaan mereka berteman dan belajar bersama dan itu sangat membantu nilai Lala. Suatu hari ibunya berbicara suatu yang sangat penting, papa tirinya mau membawa anak kandungnya yang di Australia. Lala sangat bimbang dan takut tapi untung ada Pieter, teman chattinnya itu. Hari yang ditunggu –tunggu itu datang ia menemui kakak tirinya, orangnya baik dan cakep. Tapi Lala tetap takut, ia pikir keramahan kakak tirinya hanya sementara. Tapi rasa itu langsung hilang ketika ia membuka amplop kangguru yang berisi lirik-lirik pesan yang Lala kirim, ternyata kakak tirinya adalah Pieter, teman Chattingnya selama ini.

C. Pesan Pengarang

Pesan pengarang pada cerita ini kita dapat berteman dengan siapa saja walaupun sebelumnya kita belum mengenalnya. Kalau kita berteman dengan baik, kita juga akan mendapatkan hasil yang positif juga.

 

D. Latar

 

-Tempat:

Di kamar, di Australia, di taman sekolah, di kantin, di Jakarta

 

-Waktu:

Usai mengerjakan PR, malam itu, paginya

 

E. Adaptasi

 

Teman Facebook

 

Usai mengerjakan PR Bahasa Indonesia dan les bola, Chisto seperti bebas dari beban berat. Dengan langkah lebar, Chisto menuju kamarnya. Meski agak bandel, Chisto adalah anak yang bertanggung jawab. Orang tuanya sudah dua minggu di Singapore karena tugas dinas, namun hal nitu tak membuat Chisto bisa bolos les atau mengabaikan PR-nya.

 

Penuh semangat, Chisto membuka internet dan siap chatting di Facebook dengan Doni, sahabatnya. Seperti biasa, dia menggunakan nick name coolboy. Dicari-carinya nick namenya si Doni, tapi rupanya akhir-akhir ini Doni jarang online.

 

“Huh! Doni bagaimana, sih… sehari chatting sekali saja masak tak sempat!” Gerutu Chisto.

 

Karena Doni tidak online juga, Chisto iseng cari-cari teman kebetulan saat itu ada yang lagi online, kemudian Chisto menyapanya. Ternyata teman barunya ini sangat seru, dia adalah penggemar sepak bola sama seperti Chisto. Karena sangat seru chatting-nya sampai-sampai ia lupa mau chatting sama Doni.

 

“Nama nick namenya good-boy, nama aslinya Pieter, katanya umurnya 13 tahun !” cerita Chisto pada teman-temanya di sekolah.

 

Chisto dengan riang menuju kantin, nilai matematikanya hari ini menejutkan, dia dapat 95!Padahal, biasanya dia dapat 70. “Woi! Kamu kok tumben dapet segitu, Nyontek sama siapa?” Tanya Rido.

 

“Gak kok ! Aku belajar sama Pieter !” .

“Hah! Chatting sambil bicarain pelajaran ?” Rido tercenggang.

 

“Iya, serunya lagi Pieter mau kirimin kumpulan soal-soal matematika lagi”

Semakin hari nilai-nilai Chisto semakin baik terutama dalam bidang matematika dan sains.

 

Walaupun orang tuanya sudah pulang dari Singapore, namun Chisto tetap chatting dengan Pieter. Mereka sering bermain tebak-tebakan, mereka juga sering membicarakan tentang sepak bola serta belajar bersama.

 

Hari ini Chisto dan orang tuanya akan pergi ke Gelora Bung Karno, menonton sepak bola antara PERSIJA dan PERSIPURA . “Pasti si Pieter nonton pertandingan hari ini, dia kan Pendukungnya PERSIPURA”, pikir Chisto dalam hati.Tapi sesaat sebelum berangkat ayahnya ditelpon atasannya, ia harus masuk karena ada meeting penting. Terpaksa Chisto harus diantar supirnya ke Gelora Bung Karno. “Puuuaaanaaass!!! Lama banget sih ngantrinya?” Teriak Chisto. Maklum yang mau nonton pertandingan ini sangat banyak, jadi ngantri tiketnya harus lebih awal.

 

Chisto duduk di trinbun pendukung PERSIPURA, dengan modal membawa syal dan topi bertuliskan PERSIPURA, ia brenyanyi dengan pendukung yang lain.

 

“Hidup PERSIPURA!!!!Kalahkan lawanmu!!!”

Selama pertandingan berjalan ia bersorak sorai dan juga ngobrol dengan seorang di samping bangkunya. Umurnya sekitar 13-14 tahun makanya cakep dan baik.

 

“Hai, asik ya pertandingan ini!” Sapa Chisto.

“Ya, seru  banget”

 

“Perasaan aku pernah liat kamu”

“Mungkin saja soalnya aku sering nonton bola langsung di stadium kayak gini” jawabnya. “Eh, kamu Pieter good-boy, ya?”

 

“Kok tau?”. “Gimana gak tau, semua orang juga tau orang adamu nama di bajumu!!!”.

“Ohh iya” kata Pieter . “Hhaaahaahaaaa!!!”

  1. Leave a comment

Leave a comment